SERUI (PT) – Kontingenatletik Kota Jayapura terpuruk pada penyelenggaraan Kejuaraan Daerah (Kejurda) Atletik Se-Provinsi Papua yang berlangsung 27 Agustus 2018–1 September 2018 di Serui.

Atlet-atlet dari ibukota Provinsi Papua itu tampil dibawah performa terbaik dinomor-nomor lari, lempar, tolak maupun lompat kategori remaja, yunior dan senior.

Pada nomor-nomor bergengsi seperti nomor lari 100 meter, 200 meter, 400 dan nomor estafet kategori senior putra-putri, para pelari dari Kota Jayapura tertinggal dibelakang para pelari asal Kepulauan Yapen, Biak Numfor, Nabire, Puncak Jaya dan Mimika.

Satu-satunya medali yang diraih Kota Jayapura pada nomor lari adalah nomor estafet 4×400 kategori putra junior atas nama Steven Bonay, Lazarus Mabel, Yohanes Wona dan Eduardus Braweri yang finish diurutan ketiga dan mendapatkan medali perunggu.

Dinomor tersebut medali emas diraih Everd Baransano, Rio Ansanay, Fransiskus Tamakula, Alberth Baransano dari Kabupaten Mimika.

Sedangkan medali perak dirah tim estafet Kabupaten Kepulauan Yapen atas nama Juan Rumkoren, Hendrik Dacosta, Rio Kayoi dan Yunus Paide.

Hingga Sabtu petang (1/09/2018) jelang penutupan Kejurda, kontingen Kota Jayapura hanya mengumpulkan 9 medali terdiri 7 medali perak dan 2 medali perunggu dan berada diposisi 10 dari 11 daerah yang mengikuti iven tersebut.

Posisi terakhir alias juru kunci ditempat Kontingen atletik Kabupaten Mamberamo Raya dengan 3 medali perak dan 3 medali perunggu.

Sementara kontingen dengan peralatan minim adalah Kabupaten Biak Numfor.

Atlet asal kota karang panas itu berlaga dengan tanpa kostum dan hanya menggunakan peralatan seadanya.

Kekecewaaan atlit-atlit Biak Numfor itu tampak ketika mereka tampil dengan pakaian seadanya tanpa trainning spak pada upacara penutupan Kejurda, Sabtu malam (1/09/2018).

“Atlit Biak Numfor turun dengan peralatan dan kostum seadanya. Sepatu untuk lari saja, baku ganti pake antara satu atlit dengan atlit lain. Jangankan itu, atlit pada waktu pagi mau bertanding saja minum teh satu gelas baku bagi untuk dua orang. Namun demikian kami ucap syukur untuk tuhan dan terima kasih kepada Wakapolres Yapen, Komboy yang turut membantu kami,” ungkap Budi Maryen Officil Kontingen Biak Numfor usai penutupan Kejurda.

Menjawab pers soal dukungan Pemerintah Kabupaten Biak Numfor, Maryen mengaku para atlitnya kecewa karena Bupati Biak Numfor tidak memberi perhatian dan dukungan yang baik.

Padahal jarak antara Biak Numfor dan Serui Yapen hanya sejauh mata memadang.

Maryen membandingkan kebijakan Pemkab Biak Numfor yang membiayai kegiatan festival Munara Wampasi dengan dana milliaran rupiah sementara kontingen atletik Biak Numfor tidak didukung finansial yang cukup.

“Berdiri di Biak bisa lihat Serui tapi kenyataannya kontingen Biak Numfor tidak mendapat dukungan dari pemerintah. Atlit kita bertanding di pagi hari dengan minum teh satu gelas untuk dua orang atlit. Ini kondisi realita. Festival Munara Wampasi dibiayai Rp 2 milliar dan Bupati bisa kirim kontingen ke Pesparawi ke Kalimantan sedangkan kami yang hanya dekat dengan Serui saja sulit (tidak dibantu),” ungkap Maryen.

Meski kecewa, Maryen mengaku bangga dan puas dengan prestasi yang dipersembahkan atlit-atlitnya. Pada Kejurda tersebut, Kabupaten Biak berhasil diurutan ketiga dengan perolehan 13 medali emas, 10 medali perak dan 14 medali perunggu.

“Walaupun dengan fasilitas minim namun atlit-atlit kami sudah berbuat yang terbaik dan kami berhasil juara tiga,” tandas Budi Maryen.

Pasi Kabupaten Jayapura

Sementara itu, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Kabupaten Jayapura, Melianus Wally mengapresiasi atlet-atletnya yang telah berjuang dan berhasil mengantarkan Kabupaten Jayapura di posisi keempat pada Kejurda Atletik Se-Provinsi Papua.

“Kita berhasil mendapatkan 10 medali emas, 22 perak dan 34 perunggu dengan total medali yang di peroleh 66 medali yang di kumpulkan oleh atlet-atlet kami. Kalau untuk medali perak dan perunggu kita banyak, hanya saja kita kalah dalam perolehan medali emas,” katanya.

Dia mengakui, prestasi atlit-atlit belum maksimal karena ada kekurangan dalam persiapan latihan.

Makanya, pada iven-iven berikut, pihaknya akan menyiapkan atlet dengan baik untuk mencapai prestasi terbaik.

“Kabupaten Jayapura selama kejurda tidak pernah keluar dari 3 besar. Tapi kejurda kali ini baru kita agak tergeser sedikit dan ada beberapa nomor yang menjadi kelemahan kita,” tandasnya seraya menyatakan apresiasi dan terima kasih kepada Bupati Jayapura Matius Awaitouw SE. M.Si yang sudah banyak membantu dan mensuport kontingennya. (ans/rm)

LEAVE A REPLY