TOLIKARA (PT) – Bupati Tolikara, Usman G. Wanimbo, SE, M.Si yang diwakili Asisten III Sekda Kabupaten Tolikara, Anton Warkawani, SE secara resmi membuka kegiatan pemaparan dan pembahasan kegiatan penyusunan Master Plan Kota Karubaga Ibu Kota Kabupaten Tolikara sebagi kota injil.

Kegiatan pemaparan itu dihadiri para pimpinan OPD, tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda dan tokoh perempuan di Aula Bappeda Tolikara, Rabu (5/8/2018).

Penyusunan master plan Kota Karubaga 2018 ini disusun konsultan perencana PT Anugrah Adytama dari Jakarta yang beranggotakan beberapa tim ahli penyusun.

Bupati Tolikara mengatakan, master plan Kota Karubaga sebagai Kota Wisata religi 2017-2023 disusun berdasarkan pembentukan Kabupaten Tolikara berdasarkan UU No 26 tahun 2002 dengan ibukota Kabupaten di Karubaga.

Sejarah perkembangan Karubaga sebagai tempat didirikannya GIDI, sehingga ikut mempengaruhi perkembangan Karubaga sebagai tempat awal mula disebarkannya injil di wilayah Pengunungan Tengah Papua.

Master plan kota sebagai pemberi arah dan panduan perencanaan kota sehingga dapat dikendalikan pemanfaatannya dalam wujud penataan bangunan dan lingkungan.

“Perluhnya arah pembangunan Kota Karubaga dengan tema religius sebagai salah satu warisan sejarah daerah, sehingga arah perkembangannya dapat mempertahankannya situs–situs kebudayaan yang tumbuh berkembang di Karubaga,” ungkap Bupati Usman.

Terkait dengan agenda master plan pengembangan Kota Karubaga sebagai Kota wisata religi, Bupati menilai beberapa esensi yang diambil manfaatnya antara lain perencanaan Kota Karubaga harus didasarkan pada data dan fakta yang dibutuhkan.

Oleh karena itu, kegiatan pengumpulan data dan fakta akan terus diupayakan baik data sekunder baik kunjungan instansional ke dinas dan badan terkait maupun data primer dengan observasi lapangan dan wawancara dengan stakeholder terkait.

“Terwujudnya Kota Karubaga sebagi Kota sejarah GIDI, dimana situs sejarah, situs budaya dan situs kegiatan religi lahirnya GIDI dapat dikonversi, dipreservasi dan dipelihara dengan baik. Sehingga umat dapat berkunjung ke Karubaga untuk lebih fahan dan lebih menghayati tentang sejarah dan perkembangan GIDI,” terangnya.

Diakuinya, perencanaan harus disusun dengan hasil analisis data dan fakta dengan melibatkan Narasumber terpercaya agar memperoleh hasil yang valit.

Perencanaan Kota Karubaga menjadi kota wisata khususnya wisata rohani haruslah berdasarkan sejarah berkembangnya injil di pengunungan tengah Papua yang memang berawal dari lebah hitam Karubaga.

“Saya berharap melalui kegiatan ini akan mendorong kegiatan pembangunan Tolikara khususnya di Kota Karubaga menjadi yang lebih baik dan menjadi cita–cita kita bersama. Saya berharap tim konsultan dapat menyusun master plan ini dengan melibatkan instansi terkait dengan baik, sehingga lewat kegiatan ini dapat juga memberikan kontribusi besar bagi daerah terutama kota karubaga pada khususnya,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Tim Konsultan Perencana, Prof. Dr. Rino mengatakan, tujuan penyusunan master plan Kota Karubaga ini sebangai dokumen pengendali dan arah pembangunan dalam rangkah mewujudkan visi dan misi rencana kota karubaga memenuhi criteria perencanaan kota yang berkelanjutan.

Terumusnya visi pengembangan kota karubaga sebangai kota injil dan kota wisata religi, sebagai pusat penyebaran injil dipengunungan tengah Papua.

“Ruang lingkup kawasan kajian kami perencanaan secara umum adalah kawasan perkotaan karubaga, sedangkan lingkup area yang diberikan panduan rancangan secara lebih detail adalah sub kawasan yang menampung kegiatan religi yang berkaitan dengan GIDI sebagai tema utama pengembangan kota karubaga,” papar Prof. Rino.

Menurutnya, ruang lingkup kegiatannya diawali dengan persiapan, survey lapangan, kompilasi data dan analisis kawasan perencanaan situs GIDI, dengan pengembangan dukungan pelaksanaan, perumusan pengendalian pelaksanaan rencana. (Diskominfo Tolikara/rm)

LEAVE A REPLY