JAYAPURA (PT) – Kepala Badan Perbatasan dan Kerja Sama Luar Negeri, Suzana Wanggai mengakui, pihaknya melakukan pengawasan terhadap adanya jalan tikus di sepanjang jalur perbatasan RI-PNG.

“Jalur tikus ini sangat rawan, karena yang menjadi kendala di sini kondisi alam, geografis yang sulit, perbatasan yang cukup panjang,” kata Suzana Wangga kepada wartawan di Jayapura, Rabu (17/10).

Selain itu, kata Suzana Wanggai, salah satu hal yang menjadi kendala adalah masih kurangnya personil aparat seperti Satgas Pengamanan Perbatasan yang kini bertugas di daerah perbatasan. Padahal, mereka sangat penting untuk melakukan pengawasan di daerah perbatasan.

Untuk itu, lanjutnya, komunikasi sangat penting antar semua sektor, terutama masyarakat, bukan hanya kepada Pemerintah setempat.

Pihaknya berharap agar masyarakat setempat bisa memberikan laporan jika memang mendapatkan informasi mengenai masuknya barang-barang ilegal diwilayah mereka.

“Jadi, jika ada hal-hal yang mencurigakan harus segera dilapor, tetapi yang jelas pengawasan kita terus perketat di daerah perbatasan, terutama jalur-jalur jalan tikus itu sudah menjadi perhatian khusus untuk tingkatkan pengawasannya,” ujarnya.
Suzana Wanggai mengakui jalan tikus di sepanjang jalur perbatasan RI-PNG yang menjadi pintu masuknya peredaran narkoba di wilayah itu.

“Ya, kita akui di daerah perbatasan itu kini terus menjadi perhatian khusus baik kita maupun dari berbagai intansi terkait termasuk aparat keamanan untuk mengawasi jalan-jalan tikus ini yang menjadi jalur masuknya narkoba di wilayah itu,” katanya.

Kata Suzana, saat ini pihaknya memang terus memperkuat komunikasi dengan berbagai intansi terkait, untuk melakukan pengawasan didaerah perbatasan,termasuk dengan pihak TNI/Polri setempat.

“Kita sudah siapkan semuanya, kordinasi kita juga dengan berbagai intansi sangat baik di lapangan selama ini. Hal-hal seperti ada kejadian barang-barang ilegal yang masuk tersebut, kita pikir itu dimana-mana itu semua terjadi, walaupun seketat apapun yang kita lakukan pengawasan di lapangan, pasti tetap ada kecolongan,” ujar Wanggai.

Untuk itu, pihaknya saat ini terus lakukan kordinasi dengan berbagai intansi terkait untuk mengawasi masuknya barang ilegal di daerah perbatas ini agar tidak kecolongan lagi. (ing/rm)

LEAVE A REPLY