JAYAPURA (PT) – Pemerintah Indonesia kembali menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan bertajuk Training on Youth and Women Empowerment for Border Communities in Indonesia and Papua New Guinea (PNG) untuk masyarakat yang ada di perbatasan negara, yang berlangsung di Jayapura, 29-31 Oktober 2018.

Kegiatan ini diselenggarakan atas kerja sama Direktorat Kerja Sama Teknik Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI bersama dengan Biro Perbatasan dan Kerja Sama Luar Negeri (BPKLN) Pemerintah Provinsi Papua.

Pelatihan secara resmi dibuka oleh Jahar Gultom mewakili Kemenlu RI pada 29 Oktober 2018 dan dihadiri oleh pejabat di lingkungan Pemprov Papua.

Jahar Gultom mengatakan, kegiatan pelatihan bagi masyarakat perbatasan ini merupakan salah satu perwujudan komitmen Indonesia untuk terus meningkatkan kontribusi dan memainkan peran aktifnya dalam mendukung kesejahteraan global khususnya melalui kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan.

“Pentingnya kerja sama masyarakat internasional untuk berpartisipasi mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) dan memastikan terlaksananya kemandirian dan kehidupan sosial yang lebih baik dengan mengedepankan prinsip no one left behind,” ujarnya.

Sementara itu, Staf Ahli Gubernur Papua Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, Ani Rumbiak mengapresiasi apresiasi terhadap upaya konkrit Kemenlu yang bekerja sama dengan BPKLN Provinsi Papua dalam mendorong pembangunan daerah.

“Ada 3 (tiga) aspek upaya konkrit itu, yakni mendorong peningkatan kesejahteraan dari tingkat keluarga, mendorong nilai tambah yang dapat dihasilkan oleh keluarga dan mendorong pembangunan kesejahteraan masyarakat di daerah. Diharapkan peserta dapat mengambil manfaat dalam mengikuti pelatihan sehingga ilmunya dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan peserta dan lingkungannya,” paparnya.

Dikatakan, dalam pelatihan ini para peserta akan belajar bersama serta mendapatkan materi dan praktek yang meliputi modul pembuatan kerajinan tangan dan pembuatan makanan dari bahan lokal.

“Selain untuk meningkatkan persahabatan dan kerja sama yang saling menguntungkan antara Indonesia dan Papua Nugini, diharapkan hasil pelatihan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan peserta dalam pengolahan produk-produk lokal serta mendorong semangat kemandirian dan kewirausahaan bagi masyarakat perbatasan,” ungkapnya.

Ia menambahkan, Pelatihan kali ini diikuti oleh 21 orang peserta, masing-masing 12 orang peserta dari Kabupaten Keerom dan 9 orang peserta asal Provinsi Sandau, Papua New Guinea.

Selanjutnya, setelah pembukaan peserta dibagi 2 kelas yakni kelas pengolahan makanan dan kelas pembuatan kerajinan tangan.

Diharapkan peserta di masing-masing kelas dapat menjadi pelatih dan motivator dalam berbagi ilmu dengan rekan-rekannya ketika kembali ke kampung masing-masing,” (jul/rm)

LEAVE A REPLY