BOKONDINI (PT) – Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP, MH membuka secara resmi Konferensi Umum Gereja Injili di Indonesia (GID) XIX yang berlangsung di Bokondini, Tolikara, Papua, Selasa (28/11).

Pembukaan konferensi ditandai dengan pelepasan balon oleh Gubernur Papua, Lukas Enembe dan peluncuran album rohani dari grup Tari Voice.

Sebelum membuka Konferensi Umum GIDI ini, Gubernur yang didampingi ibu Yulce Enembe meresmikan tugu salib sebagai simbol pertama kalinya injil masuk di wilayah Bokondini.

Pembukaan Konferensi Umum GIDI dihadiri Kapolda Papua, Irjen Pol Martuani Sormin, Ketua DPR Papua, DR Yunus Wonda dan jajaran Forkopimda Papua, pemimpin Gereja Baptis dan Kingmi, serta sejumlah Bupati wilayah pegunungan diantaranya Bupati Tolikara, Usman Wanimbo bersama Wakil Bupati Tolikara, Dinus Wanimbo, Bupati Puncak Wilem Wandik, Bupati Puncak Jaya, Yuni Wonda, Bupati Yahukimo, Abock Busup dan Wakil Bupati Pegunungan Bintang, Decky Deal.

Selain itu, para anggota DPR Provinsi Papua juga turut hadir dalam pembukaan konferensi ini. Juga sejumlah missionaris dari 12 negara.

Sementara peserta yang hadir berjumlah lebih dari seribu kader yang berasal dari 9 wilayah pelayanan GIDI antara lain wilayah Bogo, Toli, Yamo, Yahukimo, Pegunungan Bintang, Pantai Utara, Pantai Selatan dan Yasumbas.

Pembukaan Konferensi Umum GIDI XIX ini, diawali dengan ibadah yang dipimpin oleh Pdt Jems Steri.

Dalam kesempatan itu, Gubernur Papua, Lukas Enembe mengingatkan kepada para bupati dan wakil bupati yang merupakan kader GIDI agar tidak mengintervensi pelaksanaan konferensi, yang akan memilih Presiden dan Wakil Presiden GIDI ini.

“Saya punya kader (bupati dan wakil bupati) jangan sampai terlibat. Serahkan orang tua kita, terserah mereka punya mau. Kita cukup membantu memfasilitasi pelaksanaan konferensi saja,” tegas Gubernur Enembe mengingatkan ketika membuka Konferensi Umum GIDI XIX itu.

Bahkan, Gubernur Enembe berharap sinode berjalan baik dalam suasana suka cita kebersamaan dan kekeluargaan, sehingga gubernur mengajak semua pihak untuk bersatu.

“Siapapun yang terpilih itu adalah mekanisme orang tua kita (para kader gembala yang ikut konferensi) yang sudah biasa mereka lakukan,” ujarnya.

Kegiatan konferensi yang berlangsung selama tiga hari ini akan diselenggarakan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden GIDI.
Sejumlah calon kuat Presiden GIDI ini, diantaranya Presiden GIDI, Pdt Dorman Wandikbo, Wakil Presiden GIDI, Pdt Usman Kobak dan mantan Presiden GIDI, Pdt Lipiyus Biniluk

Di awal sambutannya, Gubernur Enembe menyampaikan ucapan terima kasih ke seluruh masyarakat GIDI yang telah memberikan suaranya untuk LUKMEN (Lukas Enembe – Klemen Tinal) hingga akhirnya terpilih kembali memimpin Papua untuk periode kedua.

“Saya yakin dan percaya seluruh masyarakat GIDI memberikan 100 persen suaranya kepada kami pada Pilgub lalu. Saya ingin menyampaikan terima kasih yang telah memberikan kontribusi kepada saya untuk menjadi Gubernur periode kedua,” ucapnya.

Dikatakan, acara konferensi ini menghadirkan cukup banyak peserta. Ini adalah rancangan dan pikiran Tuhan. Oleh karenanya, harus dilaksanakan dengan baik, aman dan tentram.

“Saya ingin pesan harus keluar dari Bokondini dengan sukacita dan damai. Sebab, mereka akan pulang dan bercerita bahwa sidang sinode berjalan dengan damai. Dan itulah visi misi gereja,” pesan Gubernur Enembe.

Gubernur Lukas yang merupakan kader GIDI ini, juga mengajak semua jemaat dan para kader agar benar-benar mengerti dan taat akan Firman Tuhan. Sebab, mendengar dan melayani sesuai firman Tuhan itulah tujuan hidup untuk masuk surga.

“Orang GIDI harus takut akan Tuhan dan mendengarkan firman Tuhan. Harus menjaga kesucian kita, jangan mabuk, narkoba dan yang terpenting jangan saling membunuh, berperang antar suku,” tandasnya.

Menurutnya, hal-hal yang menghambat seseorang masuk surga sejatinya harus ditinggalkan. Semua umat Tuhan harus siapkan kualitas SDM agar berdaya saing.

“Semua harus lebih unggul, jika daya saing rendah harus ditinggalkan. Tingkatkan kemampuan daya saing agar bisa diperhitungkan oleh bangsa ini,” ujarnya.

Konfrensi di Bokondini kembali digelar, setelah 40 tahun sejak masuknya injil untuk pertama kalinya yang dibawa oleh para missionaris pada 1 Mei 1956.

“Sejarah peradaban GIDI masih singkat baru 76 tahun, kita ingin 50 tahun ke depan GIDI seperti apa. Ingat umat GIDI harus punya visi misi masuk surga, harus tunduk taat kepada firman Tuhan, jangan tunduk pada uang,” pesannya lagi.

Sementara itu Ketua Panitia Konferensi, Ricky Ham Pagawak dalam laporannya menyebutkan kegiatan konferensi yang berlangsung selama tiga hari ini menghabiskan dana lebih dari Rp 80 miliar.

“Dana itu berasal dari dana hibah pemerintah Provinsi Papua, APBD Mamberamo Tengah, sumbangan sejumlah Bupati yang merupakan kader GIDI, para kepala kampung dari 59 kampung wilayah Bogo dan sumbangan dari donatur lainnya,“ imbuhnya. (ist/rm)

LEAVE A REPLY