SENTANI (PT) – Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) 2018 di Provinsi Papua ditandai dengan melakukan pencanangan Gerakan Perempuan Tanam, Pelihara dan Olah Sagu, yang berlangsung Kampung Ifale (Kehiran II), Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Sabtu (1/12).

Tidak hanya itu, Peringatan HMPI tahun ini, sekaligus dimulainya Gerakan Nasional Pemulihan Daerah Aliran Sungai (GN-PDAS).

Kegiatan yang diselenggarakan Dinas Kehutanan Provinsi Papua bekerjasama dengan Pemkab Jayapura ini, juga diisi acara lomba kuliner berbahan dasar sagu yang melibatkan mama mama Papua (kelompok binaan PKK) dari setiap distrik yang ada di Kabupaten Jayapura.

Hadir dalam apel penanaman pohon ini, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Papua, Jan Jap Ormuseray beserta jajaran, Muspida dan pimpinan SKPD Kabupaten Jayapura, pimpinan UPTD Kehutanan Papua dan pengurus PKK provinsi dan Kabupaten Jayapura.

Ondofolo Kampung Ifale, Joni Suebu mengatakan, pihaknya telah menyediakan lahan seluas 25 hektar untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata dusun sagu.

“Kami ingin membangun kemitraan dengan pemerintah provinsi dan Kabupaten Jayapura, agar dapat menjadikan kawasan ini sebagai kawasan wisata hutan sagu,” katanya.

Bupati Jayapura, Mathius Awaitouw mengatakan, pihaknya telah berkomitmen untuk menjadikan sagu sebagai komoditas unggulan dengan pembudidayaan dan pemeliharaan yang terprogram.

Sebab, beberapa waktu lalu, pihaknya juga telah mencanangkan gerakan tanam pohon sagu yang lokasinya berdampingan dengan Kampung Ifale.

“Gerakan ini akan jalan terus. Kita sudah koordinasikan bahwa sambil mengumpulkan hasil olahan sagu secara tradisional, ini harus mulai jalan terorganisir kelompok tani di kampung sudah bisa mengumpulkan hasil yang sudah ada dan diolah di suatu tempat dengan mudah. Nah, seperti itu akan menumbuhkan bahwa harga dan pasarannya tidak menyulitkan,” kata Mathius

“Apa yang dicanangkan hari ini akan jadi piliot project, apalagi lokasi ini sangat tepat karena berada dipinggir jalan dan dekat dengan kota,” sambungnya.

Terkait dengan peringatan Hari Menanam Pohon yang disatukan dengan Gerakan Nasional Pemulihan Daerah Aliran Sungai, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Siti Nurbaya Bakar dalam sambutannya yang dibacakan Bupati Mathius mengatakan, penyatuan ini karena pemerintah mencoba mengembalikan vegetasi lahan dan pohon yang tergradasi.

“Menanam pohon tidak cukup besar untuk melakukan pemulihan kondisi lahan atau hutan secara lebih luas. Namun, yang perlu dipulihkan juga adalah fungsi hidrologi daerah alirans sungai (DAS) agar kembali sehat, dan berkontribusi menjaga bencana serta peningkatan produktifitas dan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Ketua TP PKK Provinsi Papua, Yulce Enembe, SH menyambut baik kegiatan ini.

Menurutnya, PKK sebagai mitra pemerintah tentunya harus turut berkontribusi dalam menyukseskan setiap program pemerintah. Apalagi, gerakan perempuan menanam, memelihara dan mengolah sagu ini, langsung menyentuh atau melibatkan masyarakat terutama kaum perempuan asli Papua.

“Ini mereka yang punya potensi, mereka lebih paham. Sekarang tinggal fasilitas yang pemerintah harus bantu perhatikan. Tentunya kami dari PKK harus follow up hal ini,” katanya.

Apalagi, kata istri Gubernur Papua ini, program ini juga termasuk dalam 10 program pokok PKK diantaranya pendidikan kesehatan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Yulce berharap, kegiatan perempuan menanam, pelihara dan olah sagu ini akan terus berlanjut melalui kerjasama semua pihak.

Apalagi, sagu memiliki manfaat yang luarbiasa mulai dari daun hingga akar memiliki nilai jual sehingga jika ini dikembangkan akan memberi dampak perubahan ekonomi masyarakat terutama mama Papua.

Senada dikatakan Ketua TP PKK kabupaten Jayapura, Magdalena Awaitouw bahwa pihaknya berencana menggelar pelatihan bagi mama mama maupun perempuan Papua dari pesisir Danau Sentani untuk turut berkontribusi dalam mengelola kawasan Kampung Ifale menjadi kawasan wisata hutan sagu.

“Jadi kita bisa kelola tempat ini untuk menjadi tempat wisata.
Di tempat ini pengunjung yang datang bisa berinteraksi langsung dengan alam, sekaligus bisa menikmati beragam kuliner berbahan dasar sagu dan lainnya yang dijual oleh mama mama Papua. Apalagi 2020 ada hajatan PON, tentunya kita juga persiapkan itu,” katanya. (lam/rm)

LEAVE A REPLY