JAYAPURA (PT) – Banyaknya calo yang saat ini gentanyangan di sejumlah Bandara yang ada di wilayah Pegunungan Tengah Papua, membuat Anggota DPR Papua, Sinut Busup kesal, lantaran banyak warga kesulitan mendapatkan tiket pesawat dengan harga normal.

Bahkan, legislator dari daerah pemilihan Yahukimo ini mengaku telah mengalaminya sendiri, ketika salah satu calo menawarkan tiket pesawat Wamena-Jayapura dengan harga tiga kali lipat.

Akibat ulah calo itu, warga kesulitan untuk mendapatkan tiket pesawat terbang untuk turun ke Jayapura untuk menyambut Natal dan Tahun Baru 2019 nanti.

“Jadi mau tidak mau, mereka terpaksa harus membeli tiket pesawat kepada para calo itu, dengan harga dua atau tiga kali lipat dari harga normal, ” kata Sinut Busup kepada Wartawan di Swiss-Belhotel Papua, Jayapura, Selasa (11/12).

Untuk itu, Anggota Komisi IV yang membidangi Perhubungan ini meminta Tim Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) Provinsi Papua, segera memberantas para calo tiket pesawat terbang yang makin banyak bergentayangan di setiap bandara, baik Bandara Sentani Jayapura maupun bandara yang ada di wilayah Pegunungan Tengah Papua.

“Jadi, kami minta Tim Saber Pungli Provinsi Papua harus turun tangan dan menangkap para calo-calo tiket pesawat yang bergentayangan di seluruh bandara di Papua, terutama di Pegunungan Tengah Papua,” tegas Sinut Busup.

Menurutnya, akibat ulah calo tiket pesawat itu, selain merugikan calon penumpang, juga berkaitan dengan safety penerbangan terutama identitas penumpang yang tidak sama dengan tiket yang tertera.

Seperti peristiwa jatuhnya pesawat Trigana Air beberapa waktu lalu, itu ditemukan identitas penumpang yang tidak sesuai namanya.

Selain itu, Sinut Busup juga meminta Dinas Perhubungan Provinsi Papua harus segera menertibkan maskapai-maskapai penerbangan itu.

“Jadi, harus ditertibkan, dan Kadis Perhubungam juga jangan hanya asal bicara di media saja, tapi harus turun ke lapangan cek langsung kondisinya seperti apa para calo-calo ini. Jangan sampai ada masalah, lantaran banyak warga kesulitan mendapatkan tiket,” tandas Sinut.

Bahkan, Sinut menambahkan, jika kondisi saat ini di Bandara Wamena, Kabupaten Jayawijaya, banyak warga yang kesulitan untuk mendapatkan tiket pesawat untuk turun ke Jayapura.

Begitu juga di Bandara Dekai, Kabupaten Yahukimo dan Bandara Oksibil, serta Kabupaten Pegunungan Bintang.

“Padahal harga tiket normalnya Rp 800-950 ribu, namun karena calo tiket terlalu banyak bermain, akibatnya calon penumpang kesulitan mendapatkan tiket resmi termasuk melalui online, lantaran sudah diduga sudah diblock sama calo, sehingga akhirnya mereka mendapatkan tiket dengan harga 2 kali lipat melalui calo,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Ketua Fraksi Keadilan Nasional DPR Papua ini juga meminta agar maskapai penerbangan yang melayani rute Jayapura-Wamena, termasuk Jayapura-Dekai dan Jayapura-Oksibil atau sebaliknya, untuk menambah flight atau penerbangan atau menambah armada untuk memenuhi permintaan yang cukup tinggi dari masyarakat menjelang Natal dan Tahun Baru 2019 tersebut.

Apalagi, Sinut mengungkapkan, jika saat ini tiket Wamena-Jayapura sudah berada pada harga Rp 1,5-2 juta, padahal harga normalnya hanya Rp 850 ribu-950 ribu. Bahkan, jika mendekati hari H Natal, bisa dipastikan harga tiket mencapai Rp 3 juta hingga Rp 5 juta.

Sedangkan lanjut Sinut Busup, dari Yahukimo ke Jayapura, tiket normal Rp 850-950 ribu, tapi sekarang juga sudah naik jadi Rp 2 juta lebih.

“Nah, dari Dekai Yahukimo ke Jayapura, hari rabu kemarin tiket sudah habis, karena kebetulan istri saya ada disana, baik Trigana Air maupun Wings Air. Saya suruh saudara saya untuk mengecek ke bandara, tiket mereka jual Rp 2-3 juta. Ini lewat calo,” ungkapnya.

Sebelumnya, akhir Nopember 2018, Sinut bersama anggota DPR Papua, Gerson Soma telah merasakan sulitnya mendapatkan tiket dari Wamena ke Jayapura.

Sehingga ia terpaksa harus membeli tiket dari calo yang berkeliaran di Wamena dengan harga yang tinggi.

“Jadi mereka bawa ke saya dengan pak Gerson Soma dengan harga satu tiket Rp 1,5 juta. Kemudian, saat itu saya tanya nama ini sudah masuk dalam sistem kah tidak? Tapi saya bilang karena tiketnya kita untuk pertanggungjawaban jadi harus nama kita yang masuk dalam manifes, tapi mereka bilang tiket sudah dibeli habis jadi tidak ada lagi. Jadi, jika bapak-bapak mau jalan, ini ada tiket Rp 1,5 juta,” imbuhnya. (ara/rm)

LEAVE A REPLY