JAYAPURA (PT) – Pembangunan pasar di wilayah perbatasan Pemerintah Republik Indonesia-Papua New Guinea (PNG) di tapal batas Skouw, Kota Jayapura oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) masuk tahap akhir.

Kepala Badan Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN) Provinsi Papua, Suzana Wanggai, mengatakan, pasar itu sesuai janji Presiden RI, Ir Joko Widodo akan diprioritaskan bagi pedagang asli Papua.

“Hasil rapat dengan Presiden di Jakarta akhir tahun lalu, pesannya, pasar itu diprioritaskan pertama bagi pedagang asli Papua,” kata Suzana Wanggai kepada wartawan di Jayapura, Rabu (9/1).

Menurutnya, Presiden Joko Widodo juga dijadwalkan dalam waktu dekat akan berkunjung ke Pos Lintas Batas Negara (PLBN), sekaligus melihat pengembangan kawasan perbatasan Skouw.

“Janji Presiden itu akhir Desember kemarin mau ke Jayapura, tetapi batal. Pengembangan PLBN Skouw merupakan janji dan perintah Presiden untuk menjadikan PLBN bukan hanya sebagai pintu gerbang, namun menjadi embrio pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat perbatasan,” jelasnya.

Sebelumnya, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono dalam kunjungannya ke Skouw akhir tahun kemarin, mengatakan progres pekerjaan pengembangan sudah masuk tahap akhir.

Kawasan yang dikembangkan seluas 12,20 hektar dengan total luas bangunan 9.921 m2, meliputi pasar dan area komersial seluas 3.600 m2, fasilitas umum berupa rest area, ATM Center, masjid dan gereja.

Selain itu, fasilitas sosial seperti plaza dan ruang terbuka hijau, gedung serbaguna, foodcourt, parkir kendaraan, serta mess pegawai, wisma Indonesia dan pos TNI/Polri.

Total anggaran untuk pembangunan kawasan Skouw sekitar Rp 246 miliar yang dikerjakan oleh kontraktor PT. Nindya Karya.

“Nanti juga akan ada terminal, yang pengaturannya akan dilakukan oleh Kementerian Perhubungan yang akan mendukung sebagai pusat kegiatan pertumbuhan ekonomi, destinasi wisata dan kesenian,” ujar Menteri Basuki.

Pada kawasan perbatasan Skouw juga telah dibangun 50 unit Rumah Khusus bagi masyarakat perbatasan di Kampung Skouw, Distrik Muaratami.

Unit rumah khusus dimaksud memiliki tipe 36 yang terdiri dari 2 kamar tidur, 1 kamar mandi dan 1 ruang tamu, yang dilengkapi dengan jalan lingkungan, air bersih, sanitasi, drainase dan listrik.

“Selain itu juga dikembangkan infrastruktur permukiman, terutama Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) 50 liter/detik antara lain untuk melayani 577 sambungan rumah,” imbuhnya. (lam/rm)

LEAVE A REPLY