JAYAPURA (PT) –
Wali Kota Jayapura, Dr. Benhur Tomi Mano, MM dalam kesempatan membuka Gebyar Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dan berharap sekolah-sekolah harus menguasai bahasa Inggris dan IT

Sebab, menurutnya bahwa menuju revolusi industri harus menguasai bahasa Inggris dan IT agar pendidikan lebih maju.

“Dimana-mana ujian nasional semua akan berbasis IT,” ungkapnya di Aula LPMP Provinsi Papua Kotaraja, Kamis(25/4).

Selain Kota Jayapura sebagai barometer pendidikan, Wali Kota mengakui bahwa Port Numbay adalah wajah dari Papua untuk Indonesia.

“Ini yang harus kita jaga,” tegasnya.

“Saya ingin di sekolah menerapkan kearifan lokal dan sekolah SMK/SM perlu diterapkan pembelajaran industri agar tamatan ini bisa membuka lapaangan kerjanya sendiri,” katanya.

Iapun berharap momen Hardiknas menjadi ajang pameran inovasi dan kreatifitas di dunia pendidikan di Papua.

Smentara itu, Staf Ahli Bidang Hubungan Pusat dan Daerah Kemendikbud RI, Dr. James Modouw, MMT menegaskan, Gebyar Hardiknas juga sebagai momen apresiasi seni dan budaya.

Dijelaskan, pendidikan di Papua tidak miskin dengan berbagai konten, maka menguatkan kebudayaan menjadi bagian dari pendidikan yang esensial.

“Ke depan Gebyar Hardiknas kiranya dijadikan libur fakultatif agar seluruh guru dan siswa bisa hadir. Kemudian juga disosialisasikan kepada seluruh masyarakat untuk datang melihat dan mengamati kemajuan pendidikan di tanah Papua,” tuturnya.

Ia menggambarkan pendidikan esensinya menjadi suatu wadah yang menyenangkan bagi siswa, seperti taman siswa yang digagas oleh Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara.

Atmosfer tersebut, lanjutnya, akan dikobarkan di dunia pendidikan di Papua.

Untuk itu, perkembangan inovasi dan kreatifitas dunia pendidikan di Papua harus dinikmati bersama.

“Ini pesan saya, memajukan pendidikan ketika kurikulum 2012 dan kurikulum 2013 diterapkan. Pendidikan sudah tidak berfokus dan bepusat di kelas atau di sekolah,” ucapnya. (ket)

LEAVE A REPLY