JAYAPURA (PT) – Dalam rangka memperingati Hari Olahraga Nasional (Haornas) pada 9 September 2019, Pemerintah Indonesia dan Papua New Guinea (PNG) kembali menggelar lomba lari 10 kilometer (K).

Lomba itu, rencananya akan diikutsertakan kurang lebih 5 ribu peserta dari kedua negara.

Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda (Disorda) Provinsi Papua, Daud Ngabalin mengatakan, lomba lari 10K sudah dilakukan beberapa kali oleh pemerintah Indonesia (Papua) dan PNG.

Namun, tahun 2016 terhenti karena agenda- agenda kegiatan politik Nasional maupun daerah membuat kegiatan itu, tidak dilaksanakan.

Dengan demikian, dalam rangka memperingati Haornas pada September 2019, pihaknya akan kembali menggelar lomba lari 10 K dan sekaligus sosialisasi Papua sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2020.

“Kita sudah laporkan ke Gubernur dan sudah disetujui. Nanti kita lihat apakah bisa satukan dengan rencana peresmian Stadion Papua Bangkit,” ujar Daud Ngabalin kepada pers usai rapat dengan Konsulat RI di Vanimo dan delegasi Provinsi Sandaun (PNG), Kamis, (11/7).

Menurutnya, dalam rapat koordinasi dengan delegasi PNG, pihaknya mengusulkan 1.000 peserta, tetapi PNG berharap tidak sebanyak itu.

“Pihak PNG berharap peserta sekitar 250 hingga 500 orang,” ujarnya.

Terkait dengan rute lomba lari 10 K, kata Daud, akan dibahas lagi dalam pertemuan diakhir Juli 2019.

“Masih ada dua kali pertemuan, nanti baru kita putuskan rutenya dari mana dan finishnya dimana?,” ujarnya.

Sementara Konsul  RI di Vanimo, PNG Abraham Lebelauw berharap kegiatan lomba 10 K berjalan aman, kondusif dan banyak peserta.

Dikatakan, pemerintah Indonesia menginginkan kegiatan diikuti banyak peserta, namun sayangnya, pihak PNG tidak siap, artinya di PNG beberapa fasilitas yang belum memadai.

Dari rapat perdana ini, PNG sepertinya berharap star dari PNG dan finishnya di Indonesia.

“Soal rute nanti kita akan bahas kembali, karena ini terkait dengan batas negara juga, bayangkan kalau peserta ratusan orang, pemeriksaan imigrasi bagaimana? Ini yang akan kita bahas dalam pertemuan berikutnya,” ungkapnya.

Selain itu, kendaraan dari Indonesia tidak bisa masuk ke PNG, dan jika star dari PNG tentu berkaitan dengan transportasi mereka, sehingga akan dibahas ke depan.

“Pada prinsipnya kita harus sukseskan kegiatan ini, kita pererat kerjasama antar kedua negara yang sudah terjalin selama ini,” imbuhnya. (lam/rm)

LEAVE A REPLY