Dari kiri Bupati Keerom, Bupati Pegunungan Bintang, Bupati Merauke

JAYAPURA (PT) — Asosiasi Bupati Perbatasan RI-PNG (Papua New Guinea) menggagas kawasan perbatasan menjadi klaster ekonomi terpadu.

Demikian diungkapkan Asosiasi Bupati Kawasan Perbatasan RI-PNG, masing-masing Bupati Merauke, Romanus Mbaraka, Bupati Keerom, Piter Gusbager dan Bupati Pegunungan Bintang, Spei Yan Birdana di Jayapura belum lama ini.

Para Bupati yang wilayahnya berbatasan langsung dengan kawasan perbatasan RI-PNG dan satu rumpun suku bangsa Melanesia masing-masing Kota Jayapura, Keerom, Pegunungan Bintang dan Boven Digoel.

Bupati Merauke, Romanus Mbaraka mengatakan, pihaknya berupaya menyusun satu konsep untuk mempercepat pembangunan di Papua secara integrasi.

Menurutnya, asosiasi Bupati kawasan perbatasan ini bakal membahas agar kawasan ini menjadi klaster ekonomi terpadu dimulai dengan aktivitas dagang tradisional, yang selama ini sudah berjalan.

“Ada banyak hal yang bisa didorong, karena di Papua ini orang sibuk dengan hitung tambang saja. Padahal ada potensi lain, yang sebenarnya akan mendorong investasi lebih besar di Papua,” ujarnya.

Menurutnya, di kawasan perbatasan RI-PNG masih ada potensi lain yang belum digarap serius, seperti infrastruktur, telekomunikasi, pertanian, perkebunan, pendidikan, pariwisata dan budaya.

Sementara itu, Bupati Pegubin, Spei Yan Birdana menyatakan, asosiasi ini untuk mempercepat kerjasama antar kawasan perbatasan.

“Apa yang kurang dari kabupaten ini bisa dilengkapi dari kabupaten lain,” tukasnya.

“Juga pengembangan ekonomi lain seperti kopi. Kopi kan di PNG lebih maju. Kenapa disana maju sedangkan disini tak maju,”  ungkapnya.

Sementara itu, Bupati Keerom, Piter Gusbager mengungkapkan, pihaknya telah menyiapkan agenda-agenda penting, untuk kepentingan pembangunan dan kemajuan masa depan masyarakat di kawasan perbatasan RI-PNG.

“Pembentukan Asosiasi  Bupati di kawasan perbatasan RI-PNG, yang direncanakan digelar pada akhir April 2021 di Merauke,” pungkasnya. (ign/rm)

LEAVE A REPLY