Korea Selatan Gandeng DETIKDA Papua

JAYAPURA (PT) – Pemerintah Korea Selatan melalui National Information Society Agency (NIA) bekerjasama dengan Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Daerah (DETIKDA) Papua telah membangun kerjasama yang baik bahkan siap membangun Information Acces Center (IAC) yang akan berlokasi di Kota Jayapura, Papua.

Sekedar diketahui, IAC itu nantinya akan menopang dan mendukung sejumlah transformasi digital di Papua dibidang pemerintahan, pendidikan dan kesehatan serta berbagai aspek lainnya.

Tak hanya itu, program bantuan berupa hibah sejumlah barang diantaranya puluhan unit laptop, drone dan 3D printing, nantinya juga akan dimanfaatkan secara umum dalam membantu masyarakat.

Demikian yang terungkap dalam pertemuan virtual (zoom meeting-red), Kamis (17/2) yang dihadiri langsung antara lain perwakilan NIA dari Korea Selatan, In Hoe An, So jeong Kim, Asisten Deputi SPBE pada Kemen PAN RB RI, Cahyono Tri Birowo dan Dhega Kadir, Prahesty Wandawangi dari BAPPENAS, Dwi Rahmawati dari Kemenkominfo RI, Direktur Eksekutif WANTIKNAS, Gerry Firmansyah serta sejumlah perwakilan Kementerian lainnya.

Sementara pihak DETIKDA Papua diikuti langsung Ketua Dominicus RES Carvallo, Wakil Ketua EL Bahar Conoras dan ketua Komisi I, Remuz Kmurawak.

Dalam pertemuan virtual yang lebih difokuskan pada interview kesiapan DETIKDA Papua dalam penggunaan dan pemanfaatan bantuan hibah IAC itu, pihak NIA dari Korea Selatan menitikberatkan pada sarana, prasarana penunjang terkait bantuan yang siap diberikan tersebut.

“Memang lebih mendetail apa yang ingin diketahui. Mengingat, pemanfaatan IAC yang akan dibuat bakal berdampak langsung dalam banyak aspek, terutama bagaimana transformasi digitalisasi. Dengan demikian, lokasi, SDM dan bakal melibatkan banyak pihak terkait terutama pemerintah,” kata In Hoe An sebagaimana diterjemahkan oleh So Jeong Kim.

Asisten Departemen SPBE pada Kementerian PAN RB, Cahyono menjelaskan, penetapan informasi digital di Indonesia saat ini dibawah koordinasi tim SPBE Nasional yang diketuai Menteri PAN RB RI.

Pemilihan Papua dan menggandeng DETIKDA Papua sebagai mitra dalam membangun IAC itu, lanjut Cahyono, antara lain sebagai strategi percepatan peningkatn arsitektur SPBE di Indonesia, serta menjadi salah satu konten dalam pembinaan di Papua, sehingga, diharapkan pembangunan E Government yang semula terpisah-pisah menjadi
terpadu.

“Ini salah satu pertimbangan kami dalam menentukan lokasi penetapan IAC di Indonesia. Meningat, wilayah yang perlu peningkatan ada diwilayah Timur yakni salah satunya Provinsi Papua,” kata Cahyono.

“Untuk tingkatkan kapabilitas di Papua, maka dukungan DETIKDA Papua utama dalam rumuskan penerapan kebijakan dan penerapan. Jadi DETIKDA Papua akan jadi Enable dalam peningkatan SPBE di Papua yang mengolaborasikan antara pemeritah dan non pemerintah,” tambah Cahyono.

Sementara itu, Ketua DETIKDA Papua, Dominicus RES Carvallo dalam pertemuan virtual itu menyatakan, dalam hal peningkatan SPBE, fasilitas IAC tersebut bakal juga dimanfaatkan dan melibatkan seluruh ASN di Papua yang terlibat dalam peningkatan SPBE.

Dia juga memaparkan kesiapan secara sarana dan prasarana serta SDM dalam program IAC dari NIA Korea Selatan itu.

“Tentu tak hanya dalam peningkatan SPBE, akan tetapi dalam transformasi digitalisasi di Papua. Itulah kami lebih fokus pada dua model IAC dahulu, yakni IAC-Lounge dan IAC-DX,” ujarnya.

Kepada media usai pertemuan virtual tersebut, Dominicus menjelaskan, kerjasama dengan Pemerintah Korea Selatan dalam hal pembuatan IAC di Papua itu, telah beberapa kali didiskusikan dalam sejumlah pertemuan resmi.

Bahkan, sebelumnya pihak DETIKDA Papua pada akhir bulan Desember 2021 lalu, telah bertemu langsung perwakilan NIA di kantor Kementerian PAN RB di Jakarta.

“Ini kelanjutannya. Prinsipnya kita siap dan apresiasi keinginan pihak Korea Selatan membantu pembuatan IAC di Papua. Kerjasama ini juga dari kordinasi bersama KemenPAN RB. Akhir bulan Desember lalu, saya bersama Wakil Ketua, EL Bahar Conoras dan Sekretaris DETIKDA Papua, Carolus Bolly sudah bertemu pihak NIA di Kemen PAN RB. Pertemuan tadi ibarat interview lanjutan sebelum secara resmi IAC kita buat disini,” pungkas Dominicus RES Carvallo. (ist/nald)

LEAVE A REPLY