JAYAPURA (PT) – Menyikapi ancaman musim kemarau panjang yang diperkirakan pada bulan Mei hingga Agustus 2022, sebagaimana prediksi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura, membuat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jayapura sedang mengambil langkah antisipasi mengatasi berkurangnya debit air.

Dirut PDAM Jayapura, Entis Sutisna kepada wartawan menyatakan, sudah tidak kaget dengan situasi ini dan sudah berpengalaman selama 30 tahun di PDAM Jayapura, membuat ia tidak khawatir namun serius mempersiapkan upaya antisipasi.

“Saya ikuti eskpose oleh BBMKG Jayapura, berkaitan dengan kemungkinan kemarau dimulai di Mei-Agustus 2022 mendatang. Kebetulan kami sudah punya pengalaman juga menghadapi kemarau sejak 2019 s/d 2021 termasuk pada saat 2020 yang puncak-puncaknya kesulitan air di Jayapura,” ungkapnya.

“Tentunya sudah ada langkah yang dipersiapkan, dimana pertama secara internal saya sudah ada rapat khusus, besok dengan seluruh pejabat PDAM untuk sikapi akan terjadi kondisi ekstrem kemarau yang lebih awal,” tambahnya.

Entis menjelaskan, saat ini PDAM Jayapura memiliki kapasitas air sebesar 895 liter per detik dari 12 sungai yang ada di pegunungan cyclop. Dimana musim kemarau, menjadi permasalahan utama dari penurunan debit air, karena kerusakan pegunungan cyclop.

Oleh karenanya, upaya lain yang segera dilakukan PDAM adalah dengan melakukan perbaikan di beberapa titik intake air milik perusahaan “plat merah” tersebut.

“Antara lain, kita melakukan upaya pengecoran dari dasar intake maupun daerah tangkapan air yang menjadi tempat kumpulnya air. Seperti di intake Kampwolker dan Kojabu Dua. Tujuannya agar jangan sampai ada air yang meresap ke tanah ketika dia sudah ada di alur sungai. Sehingga nanti kumpulan air yang ada di area sumber air itu, menjadi lebih banyak volumenya,” ujarnya.

PDAM Jayapura, masih menurut Entis, juga akan melakukan upaya rehabilitasi maupun upaya perbaikan jaringan pipa transmisi utama, terutama di sumber air sungai Kojabu, guna mengurangi tingkat kebocoran.

“Bahkan ada beberapa perbaikan di unit maupun cabang pelayanan Jayapura Selatan, Abepura dan Waena untuk sama-sama melakukan mengurangi angka kebocoran,” tambah dia.

Sedangkan untuk wilayah yang belum terkonseksi dengan jaringan pipa air saat kemarau, seperti wilayah Polimak maupun Abe Pantai, akan dipersiapkan empat armada mobil tangki untuk membantu mendistribusikan air bersih kepada warga.

“Tapi saya kira dari pengalaman saya walaupun terjadi cuaca ekstrim kemarau, pasti ada hujan sebulan sekali atau seminggu sekali. Disamping itu, dalam pengelolaan ketika musim kemarau, kami menyiapkan personel untuk memastikan distribusi air yang sedikit, menjadi optimal ke masyarakat,” bebernya.

“Seperti, melakukan pendistribusian air langsung dari inteek, yakni dengan melakukan pembagian secara merata dan adil. Artinya volume air yang sebelumnya empat jalur, pada saat kemarau difungsikan 2 jalur saja untuk penghematan dan ketika terjadi pengurangan sumber air. Memang ada juga beberapa wilayah yang saat ini belum ada solusi teknis, seperti polimak (kelurahan ardipura) yang ketika kemarau tidak bisa interkoneksi dengan jaringan pipa lain. Tapi kalau sumber air kering, maka tidak ada solusi lain dengan mobil tangki,” tandasnya. (ist/nald)

LEAVE A REPLY