JAYAPURA – Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua, Ir. Semuel Siriwa mengaku, Pemprov Papua sampai saat ini masih ketergantungan tanaman pangan dan hortikultura dari luar daerah.

“Kondisi pangan kita sampai hari sebagian besar masih ketergantungan dari luar Papua, kecuali beberapa komoditas seperti ubi jalar yang sudah bisa kita siapkan secara swasembeada tetapi dalam hal distribusi masih menjadi masalah,”ungkapknya pada Forum Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Se-Provinsi Papua di Hotel Aston Jayapura, Senin (13/3).

Dijelaskannya, beberapa komoditas yang masih di bawa dari luar Papua seperti kedelai, jagung dan beberapa komoditas seperti kacang-kacangan. Namun khusus untuk hortikultura yang menjadi sorotan sekarang adalah cabe dan bawang.

“Memang minggu lalu berdasarkan pencatatan dan survei pada beberapa pasar yang ada di Kota Jayapura harga cabai mencapai Rp 135 ribu per kilo tapi harga pada tingkat petani seperti di daerah Arso hanya mencapai Rp 60 ribu per kilo. Artinya dengan rantai pasar yang ada Rp 60 menjadi Rp 135 ribu sangat besar,”jelasnya.

Hal ini sesuai dengan petunjuk Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP, MH bahwa tanaman, petik dan olah terus didorong Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Papua.

“Khusus untuk padi sesuai kebijakan Gubernur Papua bahwa bagaimana beras dari Merauke sampai ke Utara Papua sampai tahun 2017 kita sudah bisa menyediakan sebesar 58 persen produksi padi untuk kebutuhan Papua,” tambahnya.

Seperti diketahui untuk memenuhi kebutuhan pangan dan hortikultura di Papua maka Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua telah menyusun program atau kegiatan pembangunan komoditas unggulan sesuai dengan wilayah adat.

“Kami telah menyusun program untuk sejumlah komoditas unggulan di Papua yang dikembangkan sesuai dengan wilayah adat yang ada,”terangnya.

Seperti di wilayah adat Ha Anim yang mencakub Kabupaten Merauke, Asmat, Boven Digul, Mappi dan Asmat, kata Siriwa, pembangunan tanaman pangan dan hortikultura didorong untuk memantapkan wilayah Selatan Papua sebagai lumbung pangan hingga regional dengan komoditas unggulannya adalah padi, kedelai dan buah-buahan.

“Kalau di wilayah adat La Pago difokuskan pada membangun sentra tanaman pangan dan hortikultura yang berskala agribisnis yang terintegrasi dengan home industri pengolahan dan pemasaran,”tandasnya. (ing/rm)

LEAVE A REPLY