JAYAPURA – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mengatakan, Kota Jayapura pada Mei 2017 mengalami deflasi 1,17 persen dibanding bulan sebelumnya.
“Di Kota Jayapura pada Mei 2016 terjadi deflasi 1,17 persen atau adanya terjadi penurunan indeks harga barang dan jasa,”ujar Kepala BPS Papua, Yohanis Safari, Selasa (6/6/2017).
Ia menerangkan, deflasi KotaJayapura terjadi karena adanya penurunan harga barang dan jasa yang ditunjukan oleh kenaikan angka indeks pada kelompok pengeluaran bahan makanan -3,43 persen.
Kelompok kesehatan 0,48 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0, 50 persen, kelompok transportasi dan komunikasi 2.64 persen. Faktor pendorong terjadinya deflasi bulan Mei 2017 di Jayapura adalah penurunan harga yang cukup signifikan pada beberapa komoditi antara lain cabai rawit, ekor kuning, tomat,sayur, kol putih, daging ayam ras, tarif pulsa ponsel dan mujair. Sementara komoditi yang alami
kenaikan harga antara lain angkutan udara, bawang putih, teri, tarif listrik, bensin, rokok putih, wortel, ikan kembung dan bawang merah. Sementara itu, di Kabupaten Merauke terjadi inflasi sebesar 0, 23 persen.
“Inflasi di Merauke terjadi karena adanya kenaikan harga yang cukup signifikan ada beberapa komoditi,”jelas Ujar Yohanis Safari.
Ia juga menjelaskan, faktor pendorong terjadinya inflasi di Merauke pada bulan Mei 2017, adalah penurunan harga yang cukup signifikan pada beberapa komoditi.
“Komoditi tersebut yakni bawang putih, angkutan udara, tarif listrik, kankung, angkutan dalam kota, daun kemangi, bensin,baju kaos merah dan celana panjang jeans,”tambahnya.
Tercatat dari 82 Kota IHK di Indonesia ada sebanyak 70 Kota mengalami inflasi dan 12 kota lainnya mengalami deflasi. Kota Jayapura sendiri, menempati urutan ke-15 tingkat Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua).
Sedangkan ditingkat nasional berada di peringkat ke-76. Sementara Merauke menempati urutan ke 57 tingkat Nasional dan urutan ke 7 tingkat Sulampua. (lam/rm)