JAYAPURA – Kaukus Parlemen Perempuan mengharapkan agar kuota dari 30 persen untuk perempuan yang duduk di parlemen dari kabupaten/kota, provinsi dan DPR RI bukan hanya pada administrasinya saja, tapi juga harus diimplementasikan.

“Ini kita semua perempuan yang ada di parlemen mengharapkan dari kuota 0 presen itu, bukan hanya pada administrasinya saja, tapi bagaimana kuota 30 persen perempuan itu diimplementasikan mulai dari kabupaten/kota hingga DPR RI,” kata Sekretaris Komisi I DPRP, Mathea Mamoyao, S.Sos usai mengikuti kegiatan Kaukus Parlemen Perempuan di Jakarta.

Legislator PDI Perjuangan ini menjelaskan, Kaukus Parlemen Perempuan yang digelar itu untuk konsolidasi tentang perempuan-perempuan politik untuk parlemen di tahun 2019. Untuk itu, lanjut Mathea, Kaukus Parlemen Perempuan bertekad bersatu untuk memperjuangkan kuota perempuan itu bisa sejajar dengan para lelaki yang duduk di DPR baik kabupaten/kota, provinsi maupun DPR RI.

“Jadi kita semua bertekad bersatu untuk memperjuangkan kuota perempuan untuk duduk di parlemen. Termasuk duduk di badan legislasi, juga ada di badan anggaran dan alat kelengkapan dewan. Jadi harus bisa seimbang sehingga kepentingan perempuan dan anak itu bisa terakomodir,” jelasnya.

Bahkan, wanita asal Komoro itu mengungkapkan, bahwa  dari pengalaman perempuan yang menduduki anggota DPR di kabupaten/kota dan provinsi sampai DPR RI, banyak mengalami kesulitan, karena perempuan tidak terlalu banyak di badan-badan dan alat kelengkapan dewan.

“Itu yang menjadi tujuan pertemuan konsolidasi kita dan membuat rekomendasi-rekomendasi pada KPU,” ungkapnya.

Dalam pertemuan yang dibuka Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan ini juga dihadiri DPD RI dan diikuti anggota DPR perempuan di seluruh Indonesia. Mathea Mamoyau ini mewakili perempuan parlemen dari Provinsi Papua bersama Beatrix Herlin Monim dan dua anggota DPRD kabupaten/kota.

Mathea Mamoyau menjelaskan, pihaknya juga ingin membuktikan bahwa peranan perempuan itu sangat penting dalam DPR, sehingga diharapkan kepada seluruh partai politik bisa mengakomodir perempuan-perempuan untuk bisa duduk di parlemen.

“Jangan sampai hanya untuk memenuhi persyaratan administarsi saja,  tapi bagaimana mereka itu juga bisa masuk duduk di parlemen dengan kuota 30 persen itu dan mendapat posisi, “ ujar Mathea.

Untuk itu, Mathea berharap kepada setiap partai politik agar perempuan itu tidak menjadi sebagai pelengkap dari pemenuhan administrasi saja, tapi bagaimana perempuan itu juga bisa didorong dan mereka bisa mendapat nomor-nomor itu di bagian teratas.

“Jadi perempuan juga ada posisi dalam parlemen ini, jangan sampai parpol menempatkan perempuan itu ada di bagian tidak ada posisinya atau hanya sebagai pendamping saja,” bebernya.

Mateha menambahkan, dalam pertemuan Kaukus Parlemen Perempuan ini, progres utamanya bagaimana sebanyak mungkin perempuan bisa duduk di parlemen.

“Jadi progres utama dari kegiatan ini yaitu bagaimana sebanyak mungkin perempuan bisa duduk di parlemen. Mulai dari kabupaten/kota, provinsi sampai DPR RI. Sehingga sekaligus kita evaluasi masing-masing para legislator di kabupaten/kota dari seluruh nusantara,”tandasnya. (ara/rm)

LEAVE A REPLY