JAYAPURA (PT) – Dinas Kesehatan Provinsi Papua menjamin Papua sudah bebas malaria tahun 2020.
Dengan demikian, selama Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2020, para atlet akan bebas dari serangan penyakit malaria.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Drg. Aloysius Giyai M.Kes mengatakan, memang sudah menjadi sebuah konsen khusus dari jajaran Dinkes untuk mengeliminasi kasus malaria di sejumlah daerah Papua.
“Bukan hanya karena mau PON tapi kami berpikir untuk bagaimana penurunan malaria. Sehingga kami giat-giatnya bekerja dan diharapkan pada tahun 2020 bebas malaria, sebab Indikator Annual Parasite Incidence (API) untuk Papua akan turun dikisaran 20 persen,” beber Aloysius Giay.
Dirinya menerangkan, saat ini rata-rata API di Papua 37 persen sehingga kalau bisa turun 20 persen secara keseluruan itu akan sangat bagus.
“Sekarang API yang hanya dibawa 1 persen di Kabupaten Biak dan Lanny Jaya. Sementara API tertinggi di 4 Kabupaten yaitu Mimika, Keerom, Kabupaten Jayapura dan Nabire. Kami sedang melakukan pertemuan-pertemuan rutin dengan pengelola program di Kabupaten. Kalau masih santai-santai pasti tidak bisa. Harus kerja keras, agar malaria ini bisa tuntas pada tahun 2020,” imbuhnya.
Ia menambahkan, salah satu upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan malaria Papua yaitu dengan melibatkan lintas sektor.
Selain itu, dengan memaksimalkan penggunaan kelambu anti nyamuk. Sebab penggunaan kelambu anti nyamuk yang dipasang di kamar-kamar tidur warga dinilai sangat efektif untuk mencegah gigitan nyamuk anopheles betina, pembawa parasit malaria.
“Malaria itu berkaitan dengan kesehatan lingkungan tentang bagaimana perumahan sehat, air bersih. Tetapi itu hanya pencegahan sesaat yang paling penting adalah kesadaran masyarakat, perilaku dengan kesehatan lingkungan,” katanya.
Mengenai adanya hotel apung selama pelaksanaan PON nantinya, Aloysius Giyai mengakui bahwa pihaknya nanti akan menurunkan unit kesehatan yang penanganan cepat perairan.
“Sebenarnya teman-teman dari daerah lain tidak perlu takut, kita sedang giat-giatnya menurunkan eliminasi berbagai penyakit di Papua. Cuma kita jarang untuk mau di publikasi, padahal yang sudah kita gerakan sudah jauh sebenarnya dengan kemampuan yang kami miliki,” terangnya lagi.
Sementara itu, Koordinator Kesehatan PON 2020, Yamamoto menambahkan, untuk tenaga kesehatan memang kalau diprediksi dari hasil studi banding yang dilakukan di Bandung, Jawa Barat, memang masih sangat jauh, tapi pihaknya sangat optimis semua tenaga kesehatan bisa diakomodir dari Papua.
“Yang kita akomodir nanti itu untuk masing-masing cabang olahraga. Kami sudah lakukan beberapa kali pertemuan dan sementara menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) juga menyiapkan pelatihan-pelatihan yang harus diikuti oleh tenaga-tenaga yang nanti di tugaskan di setiap venue,” ujarnya.
Dengan demikian pihaknya menargetkan seribu lebih tenaga kesehatan untuk lima klaster penyelenggaraan PON.
“Prinsipnya tenaga kesehatan kita siap, bahkan akan kita koordinasi lagi dengan Papua Barat, karena mereka juga salah satu klaster penyelenggaraan
PON,” ucapnya.
Dijelaskan, setiap venue PON akan dibangun posko kesehatan, tetapi induk dari semua posko itu ada di Dinas Kesehatan Provinsi Papua. (lam/dm)