Langsung Kunjungi RS Jayapura

JAYAPURA (PT) – Isi pesan singkat Whatsapp dr. Gracia Daimboa yang sudah beredar di media sosial bahkan di kalangan masyarakat, membuat Komisi V DPRP yang membidangi masalah kesehatan langsung turun lapangan, Senin (20/8/2018).

Ketua Komisi V DPRP, Yan P Mandenas bersama beberapa anggotanya langsung meninjau dan melihat kondisi rumah sakit.

Alhasil, apa yang terjadi di lapangan sesuai fakta yang ada didalam isi pesan whatsapp tersebut.

Ketua Komisi V, Yan Mandenas mengaku bahwa dirinya juga mendapat pesan singkat mengenai kondisi pelayanan kesehatan RSUD yang amburadul.

“Saya juga dapat informasi terkait kondisi RSUD Dok II. Makanya hari ini kami DPR Papua akan sidak guna meihat langsung kondisinya,” papar Yan.

Dalam kunjungan itu, Komisi V mengecek semua alat-alat kesehatan dan ternyata benar yang dikatakan dr. Gracia Daimboa SpPD melalui pesan singkatnya.

Yan menjelaskan, menurut salah seorang dokter memang mengakui bahwa obat-obatan habis dikarekan utang obat yang belum dilunasi sampai tidak diberikan obat lagi di rumah sakit.

Bahkan alat-alat operasi terkadang rusak sehingga pasien harus dirujuk ke RS Yowari Sentani.

“Menurut pengakuan dokter bahwa alat sedang dipesan dan masih menunggu yang diperkirakan akhir bulan Agustus 2018 tiba,” katanya.

Melihat kondisi ini, Yan mengaku merasa kecewa sebab dengan anggaran yang sudah dikucurkan ke RS Jayapura sangat banyak tapi tidak dikelola dengan baik dari tahun ketahun.

“Seluruh managemen didalam perencanaan yang ada di rumah sakit ini harus dirombak total. Ambil orang yang memenuhi standar kualifikasi dan standar perencanaan rumah sakit nasional,” tegasnya.

Pasalnya, menurut pengakuan Yan bahwa anggaran yang dikucurkan dari tahun ketahun semakin meningkat dari Rp 4 miliar hingga Rp 200 miliar namun tidak sesuai dengan harapan.

Untuk itu, Pj. Gubernur Papua juga harus tegas bukan hanya mendengar lalu merombak tetapi harus turun lapangan melihat secara langsung mulai dari alat-alat rumah sakit, volume pasien yang dirawat meningkat atau menurun.

Kemudian berapa angka kematian yang berada di rumah sakit dan anggaran yang di keluarkan rumah sakit kemudian baru evaluasi.

“Sampai tahun 2022 otsus berakhir dan kalau rumah sakit ini belum juga dibenahi maka rekrut saja orang-orang dari luar Papua untuk bekerja dalam menagemen rumah sakit ini karena sudah dianggap Otsus Papua Gagal,” pungkasnya. (jul/rm)

Sekedar diketahui, isi pesan singkat whatsapp dr. Gracia menjelaskan beberapa permasalahan.

Selamat malam Bapak

kami meneruskan info dari dokter Gracia daimboa ttg kondisi Rumah sakit Dok 2 sbb :

Saya dr Gracia Daimboa SpPD dari RSUD Dok 2.

Saya ingin melaporkan situasi di RS. Dok 2
Saat saya berbicara, ini:

1. Kamar Operasi telah tutup sejak tgl 15 Agustus 2018. Semua operasi yg cito dan direncanakan terpaksa ditolak akibat kassa steril dan bahan habis pakai sudah tidak ada di RS.

Bagaimana kami mau melakukan tindakan?
Dana Alkes dari APBD tdk tahu apa sdh turun apa belum.

2. Obat sudah banyak yg tidak ada sehingga dokter bingung mau beri obat apa. PBF sdh tdk mau membantu, karena utang belum dibayarkan sampai saat ini.

3. Jasa Medis sejak Januari 2018, jasa KPS sejak Maret 2018 dan BPJS sejak Februari 2018 belum dibayarkan. Membuat kami bertanya2 apa yg menyebabkan ini semua terjadi.

4. Jasa dokter jaga UGD jg sampai saat ini blm dibayarkan. Kasihan mereka jg. Kalau mereka mogok lagi. Maka RS akan lumpuh.

5. Laboratorium, reagen banyak yg habis pasien terpaksa kami suruh periksa di lab luar.
Rupanya pak Plt Dir sdh tanda tangan SPM tp dari pihak managemen yg terkait yg menahan. Bahkan bendahara lama yg memegang brankas telah lari dan plt Dir rencana melaporkan ke polisi.

Saya kasihan mulai Plt Dir. Nampaknya kesulitan menghadapi managemen, karena kebetulan beliau bukan orang dalam RS.
Pasien, kami petugas kesehatan jg menjadi korban.

Saran :

a. Bapak Pj Gubernur Papua ambil tindakan segera untuk menyelamatkan RSUD Dok 2

2. Bila tidak kami tidak tahu bsk hari Senin tgl 20 agustus apa yg akan terjadi. Krn semua sdh tdk ada, padahal RS ini adalah RS Rujukan.

Mungkin Bapak bisa membantu kami.

LEAVE A REPLY