JAYAPURA (PT) – Anthonius Gunawan Agung, salah satu petugas pada Tower Air Traffic Control (ATC) Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu, Sulawesi Tengah, yang gugur saat melaksanakan tugas ketika gempa bumi berkekuatan 7,7 SR disusul Tsunami, beberapa hari lalu, ternyata adalah lulusan SMUN 4 Entrop, Jayapura Selatan, Kota Jayapura.

Pada kejadian itu, Anthonius Gunawan Agung, bertugas sebagai pemandu lalu lintas penerbangan di Bandara Palu, bahkan memastikan keamanan pesawat Batik Air, lepas landas dari Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu, hingga gempa bumi merobohkan tower ATC itu dan membuat Anthonius Gunawan gugur ketika menjalankan tugas.

Anthonius Gunawan Agung, diketahui salah satu mantan siswa teladan dan berprestasi di SMU Negeri 4 Entrop, Jayapura Selatan, Kota Jayapura.

Kepala SMUN 4 Jayapura, Laba Sembiring, MPd mengakui bangga dengan Anthonius Gunawan Agung, mantan anak muridnya tersebut.

“Kami selaku guru pendidiknya sangat bangga. Almarhum Anthonous memiliki penanaman karakter cinta bangsa yang lebih mengutamakan kepentingan umum dari kepentingan pribadi,“ kata Laba Sembiring ditemui di ruang kerjanya, Selasa (2/10).

Bahkan, ia menilai Almarhum Anthonius Gunawan betul-betul membuktikan dan menjiwai sebagai generasi muda, masih memiliki jiwa nasionalisme. Bahkan, tidak luntur dan dibuktikan dalam tugasnya memastikan keamanan dan keselamatan pesawat itu.

“Ini di buktikan oleh anak ini mempunyai jiwa patriot pengabdian kepada bangsa Indonesia,” jelasnya.

Sebagai Kepala SMU Negeri 4 Jayapura, Laba Sembiring bersama seluruh ikatan alumni menyampaikan berbela sungkawa atas terpanggilnya murid terkasih dan terbaik itu.

Ia menilai jika almarhum sepatutnya menjadi pahlawan bagi penumpang maskapai penerbangan Batik Air yang ia tuntun ketika akan lepas landas meninggalkan Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu saat itu.

“Oleh sebab itu, kami menilai bahwa apa yang dilakukan mantan murid kami itu, patut diapresiasi dan bagi institusi di navigasi udara, kami berharap dan mendorong agar almarhum Anthonius Gunawanm bisa dijadikan salah satu tonggak sejarah karyawan navigasi,“ imbuhnya.

Sementara itu, Lusiawati Marampa, seorang guru sejarah SMU Negeri 4 Jayapura, sangat mengenal almarhum waktu di sekolah itu. Sejak di kelas 11 jurusan IPS, almarhum Anthonius Gunawan dikenal sebagai anak yang baik, rajin dan sering membantu teman yang mengalami kesusahan, menyelesaikan pengerjaan tugas sekolah dan tidak pernah terlambat masuk sekolah.

“Anak itu berprestasi di kelas, rajin beribadah di gereja. Kami sangat sedih dan kehilangan setelah mendengar kabar dan melihat di stasiun TV bahwa Anthonius Gunawan Agung meninggal dalam musibah gempa bumi itu,“ ujarnya.

Namun, ia sangat bangga terhadap almarhum Anthonius, yang mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan orang banyak.

“Melalui pengorbanannya itu, kami hanya bisa berdoa semoga Tuhan yang Maha kuasa mengampuni segala kesalahannya selama masih hidup di dunia ini dan menerima Anthonius disisi yang maha kuasa,“ imbuhnya. (ket/rm)

LEAVE A REPLY