JAYAPURA (PT) – Ketua Indonesia Sawmill and Wood Working Association/Asosiasi Pengusaha Kayu Gergajian dan Kayu Olahan Indonesia (ISWA) Papua, Daniel Gerden mengaku, pihaknya sangat siap melakukan ekspor kayu secara berkelanjutan ke negara tujuan.

Namun kesiapan itu, kata Daniel, membutuhkan dukungan pemerintah agar ekspor dapat terus berjalan dan dapat memenuhi permintaan pasar.

“Persoalan kami ada beberapa instansi yang melakukan verifikasi produk kita. Ini yang belum ada di Papua, seperti Sucofindo yang bertugas melakukan pemeriksaan, pengawasan, pengujian dan pengkajian. Oleh sebab itu, kami ingin perusahaan itu ada di Papua,“ jelas Daniel Jumat (24/8/2018).

Ia mengakui, pihaknya akan mendatangkan petugas dari luar Papua yang akan melakukan verifikasi kelayakan produk sebelum di ekspor.

Selain Sucofindo, Daniel juga menginginkan fumigasi karantina ada di Papua.

Kedua instansi itu, kata dia, sangat dibutuhkan apabila akan melakukan ekspor.

“Kalau bisa setiap dua minggu sekali kami melakukan ekspor ke negara tujuan, tapi instansi itu belum ada di Papua, persoalanya bagian fumigasi juga kita datangkan dari Surabaya,“ ucap Daniel.

Menjawab keluhan ISWA, Menteri BUMN , Rini Soemarno seusai melepas ekspor langsung kayu olahan jenis merbau ke Sanghai, China mengatakan segera menghadirkan Sucofindo di Papua agar ekspor terus meningkat.

“Untuk pengiriman kayu merbau ini sangat bagus, sebelumnya melalui Surabaya lantaran belum ada Sucofindo yang bertugas melakukan pengecekan disini, tapi karena ini sudah ekspor langsung, segera kami hadirkan perusahaan BUMN itu disini, juga fumigasi karantina yang akan melakukan penyemprotan agar tidak ada rayap pada kayu yang diekspor,“ terang Rini.

“Jadi nantinya tidak harus datangkan orang dari Surabaya untuk melakukan itu lagi, jika keduanya sudah ada disini, proses verifikasi bisa langsung dilakukan disini, dengan demikian ekspor Papua semakin meningkat,“ kata Rini menambahkan.

Rini berjanji dalam waktu dua bulan akan menghadirkan dua perusahaan itu bersamaan dengan kedatangannya kembali ke Papua untuk memasang listrik di desa-desa yang telah disurvei oleh ratusan tim Ekspedisi Papua Terang. (nan/rm)

LEAVE A REPLY