JAYAPURA (PT) – Manager Sales dan Marketing Garuda Indonesia Branch Office Jayapura, Radhitya Prastanika mengatakan pada tahun 2019 ini pihaknya menargetkan cargo Garuda Indonesia melakukan ekspor langsung ke negara tujuan yakni Korea, Tiongkok dan Jepang.

Adapun komoditi yang akan diekspor ke negara tersebut, kata Radhitya, adalah produk marine atau ikan laut jenis tuna dan komoditi lainnya yakni vanili.

“Kita sudah coba kerja sama dengan Bea Cukai. Jadi, kita mau ekspor langsung ke negara itu, tercatat dengan label Jayapura,“ kata Radhitya, Kamis (24/1).

Menurutnya, selama ini ekspor komoditi dari Jayapura hanya sampai Manado dan Yogyakarta, sehingga label ekspor bukan dari Jayapura.

Dikatakan, keinginan ekspor langsung juga sesuai dengan dorongan Bank Indonesia bahwa ada ekspor langsung dari Jayapura.

Sementara itu, sepanjang tahun 2018, pihaknya mencatat pengguna cargo Garuda Indonesia tumbuh 5-10 persen dibandingkan. Adapun komoditi yang mendominasi cargo Garuda Indonesia adalah marine produk.

Mengenai tarif cargo, Radhitya mengaku terjadi kenaikan pada tahun 2018 sebesar 15 persen, namun kenaikan itu tak hanya dialami oleh Garuda Indonesia saja, melainkan hampir seluruh penyedia jasa pengiriman barang.

“Tarif cargo Garuda Indonesia terendah Rp 18.000 per kilogram, tertinggi Rp 30.000 sampai Rp 40.000 per kilogram, tarif sesuai jarak tempuh dan jenis barang yang dikirim dan juga dikalkulasi dengan harga sewa gudang dan pajak,“ katanya.

Radhitya mengaku, cargo Garuda Indonesia hanya sampai di bandara, selanjutnya akan diteruskan oleh ekspedisi lainnya.

Sementara itu, untuk mendapatkan pelayanan cargo Garuda Indonesia, pihaknya menyediakan Cargo Service Centre (CSC) di Bandara Sentani, di Tanah Hitam Abepura dan di wilayah Argapura, Kota Jayapura. (ria/rm)

LEAVE A REPLY