JAYAPURA (PT) – Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI Papua merupakan ajang yang dapat menyukseskan regenerasi atlet penyandang disabilitas di tanah air.

Oleh karena itu, banyak bibit muda atlet disabilitas potensial yang diprediksi akan bermunculan pada berbagai cabang olahraga (cabor) yang dipertandingkan pada dua pekan ke depan.

“Target Peparnas kali ini adalah, sukses regenerasi atlet penyandang disabilitas,” kata Wakil Sekeretaris Jenderal (Wasekjen) National Paralympic Comitee Indonesia (NPCI) Rima Ferdianto kepada Media Center Kominfo Peparnas Papua, Rabu (3/11).

Peparnas kali ini, lanjut dia, lebih fokus kepada wilayah yang telah melakukan pembinaan yang optimal kepada atlet penyandang disabilitas yang berlaga pada pesta olahraga tiap empat tahunan ini.

Pembinaan serius pemerintah daerah akan sangat terlihat jelas yang ditunjukkan dalam performa atlet yang tampil pada ajang tersebut selama dua pekan itu.

Secara konkret, sistem pertandingan yang diatur dalam laga perlombaan membatasi atlet yang masuk dalam kategori sebagai atlet elit yang memiliki kriteria memiliki pengalaman juara internasional.

Olahragawan dengan kategori ini, hanya diperbolehkan turun pada satu nomor cabor pertandingan yang digelar pada ajang olahraga ini.

Kemudian, bagi atlet yang masuk dalam kategori atlet nasional dapat mengikuti nomor pertandingan melebihi dua kali dalam perhelatan olahraga yang digelar pada saat ini.

Dengan melakukan hal ini, akan membuat kualitas atlet terkait menjadi terasah dengan pertandingan yang dilakukan berkali-kali di lain nomor.

“Kita bikin ada kategori nasional dan elit. Elit itu adalah atlet yang pernah juara dalam pertandingan internasional. Kategori atlet nasional adalah semua yang sudah punya pengalaman ikut event internasional,” kata Rima.

Sistem pertandingan yang dibangun pada saat ini, lanjut Rima, membuat pembinaan atlet menjadi kunci utama dalam menjuarai ajang Peparnas yang digelar di Papua saat ini.

Sebab, daerah yang mempunyai kebiasaan merekrut atlet dengan pengalaman internasional, akan terhambat dengan sistem yang diterapkan pada ajang yang digelar pada saat ini.

“Jadi, daerah yang paling banyak memiliki medali itu berasal dari daerah yang mempunyai pembinaan atlet yang paling baik di antara daerah-daerah lainnya. Menghindari antar daerah ini melakukan transaksional yang merekrut atlet bintang. Suatu daerah yang mempunai finansial yang kuat dapat mudah menjadi juara,” imbuhnya.

Dengan menerapkan hal ini, kata Rima, berpeluang mendorong percepatan regenerasi atlet penyandang disabilitas akan menjadi lebih cepat daripada sebelumnya.

Sehingga, bibit unggul atlet berbakat ini dapat senantiasa mengasah kemampuannya untuk ajang-ajang bergengsi tingkat nasional maupun internasional.

Tujuan akhir dari hal ini, adalah banyak dari atlet-atlet penyandang disabilitas dalam negeri yang menorehkan prestasi yang membanggakan bagi tanah air dalam beberapa waktu ke depan.

“Kita mendorong agar regenerasi cepat tumbuh di setiap cabor atlet penyandang disabilitas,” pungkasnya. (ist/rm)

LEAVE A REPLY