JAYAPURA (PT) – Penduduk miskin di Papua selama enam bulan terakhir mengalami penurunan sebesar 0,02 poin yaitu dari 27,76 persen menjadi 27,74 persen pada Maret 2018.

Kepala Bidang Statistik Sosial, Bagas Susilo mengatakan, Garis Kemiskinan (GK) di daerah perkotaan pada Maret 2018 sebesar Rp 542.542 lebih tinggi dari GK perdesaan yang mencapai Rp 482.000.

“Hal itu berarti biaya untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal yang layak basik untuk makanan dan bukan makanan lebih besar di perkotaan daripada perdesaan,“ jelasnya, Senin (16/7/2018).

Dia menambahkan, peranana komoditi makanan terhadap GK jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan seperti perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan yaitu 75 persen berbanding 25 persen.

Sedangkan komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap GK di Provinsi Papua untuk daerah perkotaan adalah beras, rokok kretek, tongkol, tuna atau cakalang dan telur ayam.

“Untuk komoditi yang berpengaruh besar terhadap GK di perdesaan adalah ketela rambat, beras, rokok kretek dan daging babi,“ terangnya.

Dikatakan, pada periode bulan September 2017-Maret 2018, Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan menunjukkan kecenderungan kenaikan.

Ini mengindikasikan rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung menjauhi garis kemiskinan. (nan/dm)

LEAVE A REPLY